Proses Penyaluran Listrik dari Pembangkit Sampai ke Rumah
Mcblistrik.com | Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia di era yang modern ini. Hampir semua aktivitas kita bergantung pada listrik, mulai dari menyalakan lampu, mengisi baterai handphone, hingga menonton televisi. Tapi tahukah kamu bagaimana proses penyaluran listrik, sampai ke rumah kita? Apa saja tahapan yang dilalui listrik sebelum bisa kita gunakan?
proses penyaluran listrik |
Nah, dalam artikel ini, kami
akan membahas tentang proses penyaluran listrik dari pembangkit sampai
ke rumah. Proses ini melibatkan beberapa komponen utama, yaitu pembangkit,
gardu induk, transmisi, distribusi, dan konsumen. Penasaran, kan? Yuk, simak
penjelasannya dibawah ini.
1.
Pembangkit
Pembangkit adalah tempat di
mana listrik dihasilkan dari sumber energi tertentu. Ada berbagai jenis
pembangkit yang ada di Indonesia, seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air),
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya),
dan lain-lain. Setiap pembangkit memiliki cara kerja yang berbeda, tetapi
intinya adalah mengubah energi potensial atau kinetik menjadi energi listrik.
Energi listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit biasanya memiliki tegangan rendah, sekitar 11-24 kV.
Tegangan ini masih terlalu rendah untuk ditransmisikan ke jarak yang jauh,
karena akan menimbulkan rugi-rugi daya yang besar. Oleh karena itu, listrik
dari pembangkit harus dinaikkan tegangannya di gardu induk.
2.
Gardu Induk
Gardu induk adalah tempat di
mana listrik dari pembangkit dinaikkan atau diturunkan tegangannya sesuai
dengan kebutuhan. Gardu induk biasanya terletak dekat dengan pembangkit atau di
titik-titik penting dalam jaringan listrik. Gardu induk menggunakan
transformator untuk mengubah tegangan listrik.
Transformator adalah alat
yang dapat menaikkan atau menurunkan tegangan listrik tanpa mengubah frekuensi
atau dayanya. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik, yaitu adanya gaya gerak listrik yang timbul akibat perubahan
fluks magnetik.
Gardu induk yang berfungsi
untuk menaikkan tegangan listrik dari pembangkit disebut dengan gardu induk
step up. Gardu induk ini biasanya memiliki tegangan keluaran sekitar 150-500
kV. Tegangan ini sudah cukup tinggi untuk ditransmisikan ke jarak yang jauh
dengan rugi-rugi daya yang minimal.
3.
Transmisi
Transmisi adalah proses
penyaluran listrik dari gardu induk ke gardu induk lain yang berjarak jauh.
Transmisi menggunakan saluran udara yang terdiri dari kabel konduktor, tower,
dan isolator. Kabel konduktor adalah kabel yang menghantarkan arus listrik.
Tower adalah tiang penyangga
yang menopang kabel konduktor. Isolator adalah alat yang mencegah arus listrik
bocor ke tanah atau ke tower. Saluran transmisi dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan klasifikasi tegangannya, yaitu:
- Saluran transmisi ekstra tinggi (SUTET), dengan tegangan
275-500 kV.
- Saluran transmisi tinggi (SUTT), dengan tegangan 70-150 kV.
- Saluran transmisi menengah (SUTM), dengan tegangan 20-70 kV.
Saluran transmisi biasanya
mengikuti jalur yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dengan memperhatikan
aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan. Saluran transmisi harus memiliki jarak
aman dengan tanah, bangunan, atau benda lain yang dapat mengganggu aliran
listrik. Saluran transmisi juga harus dilengkapi dengan peralatan perlindungan,
pengukuran, dan pengendalian untuk memastikan keandalan dan keamanan sistem.
4.
Distribusi
Distribusi adalah proses
penyaluran listrik dari gardu induk ke gardu distribusi dan konsumen.
Distribusi menggunakan saluran bawah tanah atau saluran udara yang terdiri dari
kabel konduktor, tiang, dan isolator. Saluran distribusi memiliki tegangan yang
lebih rendah dari saluran transmisi, yaitu sekitar 20 kV atau kurang. Saluran
distribusi dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan klasifikasi tegangannya,
yaitu:
- Saluran distribusi primer (SDP), dengan tegangan 20 kV.
- Saluran distribusi sekunder (SDS), dengan tegangan 0,4 kV atau 220 V.
Saluran distribusi primer menghubungkan gardu induk dengan gardu distribusi. Gardu distribusi biasanya terletak di dekat permukiman atau industri. Sedangkan, Saluran distribusi sekunder menghubungkan gardu distribusi dengan konsumen. Konsumen dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan besarnya daya yang digunakan, yaitu:
- Golongan R (Rumah Tangga), dengan daya 450-5.500 VA.
- Golongan B (Bisnis), dengan daya 6.600-200.000 VA.
- Golongan I (Industri), dengan daya lebih dari 200.000 VA.
5.
Konsumen
Konsumen adalah tujuan akhir
dari proses penyaluran listrik. Konsumen dapat menikmati listrik untuk berbagai
keperluan, seperti penerangan, pendinginan, pemanasan, komunikasi, hiburan, dan
lain-lain. Konsumen harus membayar biaya pemakaian listrik sesuai dengan tarif
yang ditetapkan oleh pemerintah dan PLN.
Konsumen harus memiliki peralatan pengukuran dan perlindungan listrik di rumahnya, seperti meteran, MCB (Miniature Circuit Breaker), dan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker). Meteran adalah alat yang mengukur jumlah energi listrik yang digunakan oleh konsumen. MCB adalah alat yang memutus arus listrik jika terjadi beban lebih atau hubung singkat. ELCB adalah alat yang memutus arus listrik jika terjadi kebocoran arus ke tanah.
Demikian artikel yang kami
buat tentang proses penyaluran listrik dari pembangkit sampai ke rumah.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang listrik. Jika kamu
ada pertanyaan, kritik, atau saran, silakan tulis di kolom komentar yang
tersedia di bawah ini. Terima kasih dan semoga sukses!
Post a Comment for "Proses Penyaluran Listrik dari Pembangkit Sampai ke Rumah"
Post a Comment