Apa Itu Voltase Listrik dan Mengapa Penting untuk Diketahui?
MCB Listrik - Voltase listrik atau tegangan listrik adalah beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian listrik. Beda potensial ini bisa diibaratkan sebagai tekanan yang mendorong arus listrik untuk mengalir dari titik yang memiliki potensial tinggi ke titik yang memiliki potensial rendah. Potensial tinggi biasanya disebut kutub positif, sedangkan potensial rendah disebut kutub negatif.
Voltase listrik diukur dalam satuan volt
(V). Semakin besar voltase listrik, semakin besar pula energi potensial yang
tersimpan dalam bentuk muatan listrik. Lalu, apa hubungannya dengan arus,
hambatan, dan daya listrik? Apa saja dampaknya? Dan bagaimana cara mengukurnya?
Penasaran, kan? Yuk, simak ulasannya dibawah ini.
Voltase listrik |
Hubungan Voltase Listrik dengan Arus, Hambatan, dan Daya
Listrik
Voltase listrik tidak berdiri
sendiri, melainkan berhubungan dengan arus, hambatan, dan daya listrik. Arus
listrik adalah laju aliran muatan listrik dalam sebuah rangkaian listrik. Arus
listrik diukur dalam satuan ampere (A). Hambatan listrik adalah besarnya kesulitan
arus listrik untuk mengalir dalam sebuah rangkaian listrik.
Hambatan listrik diukur dalam
satuan ohm (Ω). Daya listrik adalah laju kerja yang dilakukan oleh arus listrik
dalam sebuah rangkaian listrik. Daya listrik diukur dalam satuan watt (W). Hubungan
antara voltase listrik dengan arus, hambatan, dan daya listrik dapat dirumuskan
dengan hukum-hukum berikut:
-
Hukum Ohm: V = IR, yang artinya voltase listrik sama dengan
arus listrik dikali hambatan listrik.
-
Hukum Joule: P = VI, yang artinya daya listrik sama dengan
voltase listrik dikali arus listrik.
-
Hukum Kirchhoff: ΣV = 0, yang artinya jumlah voltase listrik
pada sebuah loop tertutup dalam sebuah rangkaian listrik adalah nol.
Dari hukum-hukum tersebut, kamu
bisa mengetahui besarnya voltase listrik, arus listrik, hambatan listrik, atau
daya listrik jika kamu mengetahui salah satu atau lebih dari besaran-besaran
tersebut.
Dampak Voltase Listrik Tidak Stabil
Voltase listrik yang stabil
adalah voltase listrik yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah
atau penyedia listrik. Di Indonesia, standar voltase listrik adalah 220 V untuk
tegangan bolak-balik (AC) dan 12 V untuk tegangan searah (DC).
Voltase listrik yang tidak
stabil adalah voltase listrik yang menyimpang dari standar yang ditetapkan,
baik lebih tinggi maupun lebih rendah. Voltase listrik yang tidak stabil bisa
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya gangguan cuaca, beban listrik yang
berlebihan, kualitas instalasi listrik yang buruk, atau kerusakan pada sumber
listrik.
Voltase listrik yang tidak
stabil bisa berdampak negatif bagi perangkat elektronik yang kamu gunakan. Oleh
karena itu, kamu harus menjaga voltase listrik agar tetap stabil dengan cara:
-
Pertama, menggunakan stabilizer atau penstabil tegangan,
yaitu alat yang bisa menyesuaikan voltase listrik yang masuk ke perangkat
elektronik agar sesuai dengan standar.
-
Kedua, menggunakan UPS atau uninterruptible power supply,
yaitu alat yang bisa menyimpan daya listrik dan menggunakannya saat terjadi
pemadaman listrik atau gangguan voltase listrik.
-
Ketiga, menggunakan surge protector atau pelindung lonjakan,
yaitu alat yang bisa melindungi perangkat elektronik dari lonjakan voltase
listrik yang tiba-tiba.
-
Keempat, menghemat penggunaan listrik, yaitu dengan mematikan
atau mencabut perangkat elektronik yang tidak digunakan, menggunakan perangkat
elektronik hemat energi, atau menggunakan sumber listrik alternatif seperti
panel surya.
Cara Mengukur Voltase Listrik
Untuk mengetahui besarnya
voltase listrik yang ada pada sebuah rangkaian listrik, kamu bisa menggunakan
alat yang disebut multimeter. Multimeter adalah alat yang bisa mengukur
berbagai besaran listrik, seperti voltase, arus, hambatan, dan lain-lain.
Multimeter ada yang analog
dan digital, tapi cara kerjanya sama saja. Cara mengukur voltase listrik dengan
multimeter adalah sebagai berikut:
-
Pertama, pastikan multimeter dalam keadaan baik dan
baterainya tidak lemah. Jika multimeter analog, pastikan jarum penunjuk berada
di posisi nol. Jika multimeter digital, pastikan layar menampilkan angka nol.
-
Kedua, atur skala pengukuran multimeter sesuai dengan jenis
dan besaran voltase listrik yang ingin diukur. Jika ingin mengukur voltase AC,
pilih skala ACV. Jika ingin mengukur voltase DC, pilih skala DCV. Jika tidak
yakin dengan besaran voltase listrik, pilih skala yang paling tinggi, lalu
turunkan secara bertahap sampai mendapatkan hasil yang akurat.
-
Ketiga, hubungkan ujung kabel multimeter yang berwarna merah
ke terminal positif atau kutub positif dari sumber listrik atau rangkaian
listrik yang ingin diukur. Hubungkan ujung kabel multimeter yang berwarna hitam
ke terminal negatif atau kutub negatif dari sumber listrik atau rangkaian
listrik yang ingin diukur. Pastikan kabel multimeter tidak terkelupas atau
terputus.
-
Keempat, baca hasil pengukuran voltase listrik pada
multimeter. Jika multimeter analog, baca angka yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk. Jika multimeter digital, baca angka yang ditampilkan pada layar.
Catat hasil pengukuran voltase listrik dengan satuan volt (V).
Demikian artikel yang kami
buat tentang voltase listrik. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan
kamu tentang listrik. Jangan lupa untuk share artikel ini ke teman-teman kamu
yang juga tertarik dengan listrik. Terima kasih dan selamat mencoba.
Post a Comment for "Apa Itu Voltase Listrik dan Mengapa Penting untuk Diketahui?"
Post a Comment